Hampir semua orang pernah mengalami mulas atau rasa panas di perut, terutama setelah mengonsumsi makanan pedas. Setidaknya ada 7 penyebab lain yang bisa menyebabkan rasa panas di perut.
Biasanya pemicu yang jelas dari rasa panas di perut adalah makanan pedas, kue coklat atau memiliki penyakit gangguan pencernaan seperti GERD. Tapi kadang rasa panas di perut ini tidak berhenti meskipun seseorang tidak memiliki salah satu dari pemicu tersebut.
Dikutip dari Health, Rabu (25/8/2010) ada 7 kondisi yang bisa memicu rasa panas di dalam perut (heartburn), yaitu:
Merokok
Merokok bisa melemahkan katup antara perut dan kerongkongan, sehingga asam lambung bisa kembali lagi ke kerongkongan yang menyebabkan lemak yang dicerna oleh garam empedu berpindah dari usus kecil ke perut. Selain itu merokok juga mengurangi air liur yang biasanya berguna untuk membilas asam lambung keluar dari kerongkongan. Karenanya merokok bisa membuat orang yang memiliki GERD bertambah buruk.
Obat
Obat anti-inflamasi (NSAIDs) seperti ibuprofen atau naproxen yang digunakan secara teratur bisa memicu rasa panas di perut. Selain itu beberapa obat resep lain seperti antibiotik, penghambat saluran kalsium (obat tekanan darah tinggi), bronkodilator seperti albuterol (untuk asma dan PPOK), obat osteoporosis dan beberapa obat penenang juga bisa menjadi pemicu. Jika muncul keluhan rasa panas di perut setelah mengonsumsi obat tersebut sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Suplemen minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3 telah diketahui sebagai cara alami untuk mengelola penyakit jantung, depresi dan kondisi kesehatan lainnya. Tapi ternyata juga bisa menyebabkan mulas atau rasa panas di perut.
Stres
Pada umumnya stres tidak menyebabkan adanya peningkatan dalam produksi asam lambung. Namun sebuah studi yang dilaporkan dalam Journal of Psychosomatic Research menunjukkan bahwa persepsi rasa panas di perut yang dialami oleh pasien sebenarnya terkait dengan stres yang dialaminya, meskipun tidak ada peningkatan asam lambung. Dengan kata lain, orang yang stres mungkin lebih menyadari gejala sakit maag atau efek neurologis dari stres.
Peppermint
Peppermint yang masuk ke dalam perut seperti pedang bermata dua. Peppermint yang terkandung di dalam teh, kapsul atau permen sering digunakan untuk mengatasi sakit perut, tapi pengobatan ini dapat menjadi bumerang bagi orang yang memiliki GERG.
Kelebihan berat badan
Sebuah studi yang dilakukan pada taun 2003 dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa risiko rasa panas di perut akan meningkat seiring bertambahnya nilai indeks massa tubuh (BMI). Hubungan ini akan lebih kuat terjadi pada perempuan terutama yang mengalami premenopause. Penyebab lainnya juga diduga ikut menjadi pemicu seperti pola makan yang buruk, kelebihan lemak di perut dan pelepasan zat kimia tertentu di tubuh.
Gen
Dalam beberapa tahun terakhir, dua studi melaporkan sebesar 30-45 persen risiko seseorang terkena GERD tergantung pada faktor-faktor genetik. Meskipun para ahli tidak sepenuhnya bisa menjelaskan kondisi ini, tapi kemungkinan karena adanya sifat fisik turunan seperti kelainan pada fungsi perut atau hipersensitif terhadap asam perut lambung.
Peppermint
Peppermint yang masuk ke dalam perut seperti pedang bermata dua. Peppermint yang terkandung di dalam teh, kapsul atau permen sering digunakan untuk mengatasi sakit perut, tapi pengobatan ini dapat menjadi bumerang bagi orang yang memiliki GERG.
Efek menenangkan dan mati rasa yang dihasilkan dari rasa mentol cenderung bisa melemahkan katup pemisah antara perut dan kerongkongan, sehingga membuat asam lambung kembali ke kerongkongan dengan mudah.
Kelebihan berat badan
Sebuah studi yang dilakukan pada taun 2003 dalam Journal of the American Medical Association menemukan bahwa risiko rasa panas di perut akan meningkat seiring bertambahnya nilai indeks massa tubuh (BMI). Hubungan ini akan lebih kuat terjadi pada perempuan terutama yang mengalami premenopause. Penyebab lainnya juga diduga ikut menjadi pemicu seperti pola makan yang buruk, kelebihan lemak di perut dan pelepasan zat kimia tertentu di tubuh.
Gen
Dalam beberapa tahun terakhir, dua studi melaporkan sebesar 30-45 persen risiko seseorang terkena GERD tergantung pada faktor-faktor genetik. Meskipun para ahli tidak sepenuhnya bisa menjelaskan kondisi ini, tapi kemungkinan karena adanya sifat fisik turunan seperti kelainan pada fungsi perut atau hipersensitif terhadap asam perut lambung.